Selasa, 30 Maret 2010

Sungai dalam Laut....!!!

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran.
Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu.”  (QS Fushshilat : 53)


“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Subhanallah : (QS Fushshilat : 53) = (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.



Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar- Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar.



Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut


“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)


Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.
( Nb: Menjadi Mualaf atau tidaknya Mr.Costeau …Wallahu a’lam )

Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”


Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.


Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.

NB :
1. Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Mr.Costeau
2. Foto2 diatas diambil oleh seorang penyelam bernama Anatoly Beloshchin

Senin, 29 Maret 2010

37 Alasan Mengapa Hidup Begitu Menyenangkan

1. Ketika anda tersenyum, dunia ikut tersenyum bersama anda.
2. Berdasarkan umur rata-rata manusia, kita diberikan waktu kurang lebih 65 tahun untuk melakukannya dengan benar.
3. Kesuksesan, secara sederhana, diraih dengan merubah kebiasaan anda dan cara berpikir anda.
4. Talenta tidak dapat menjadikan anda bekerja keras, namun bekerja keras dapat menjadikan anda bertalenta.
5. Hidup itu lebih dari sekedar mencari uang.
6. Kesempatan bukan merupakan hal langka bagi mereka yang senantiasa mencari.
7. Dengan dedikasi, keahlian apapun yang diinginkan dapat anda raih.
8. Kebahagiaan anda tidak bergantung pada faktor diluar diri anda.
9. Semua rintangan justru akan membuat anda bertambah kuat dan bijak.
10. Banyak kesedihan dapat dihilangkan dengan selalu melihat sisi-sisi positif pada semua hal.
11. Perlakukan orang lain dengan baik, maka anda pun akan diperlakukan dengan sama.
12. Semakin banyak anda memberi, semakin banyak anda menerima.
13. Tertawa adalah cara gratis untuk sehat.
14. Orang-orang akan memaafkan anda ketika anda betul-betul memintanya dengan tulus.
15. Mencintai, dan sebaliknya anda akan dicintai.
16. Tidak semua orang itu materialistis dan egois.
18. Kerja keras akan selalu membuka jalan dan jalan-jalan lainnya.
19. Keceriaan dapat diraih dengan memiliki hobi.
20. Berteman adalah mudah sejauh anda memiliki inisiatif untuk mengetahui orang lain lebih jauh.
21. Dengan tidak mengharapkan lebih, anda justru akan bertambah kaya dan lebih berbahagia.
22. Melalui internet, pengetahuan apapun dapat dicari dengan mudah.
23. Segala jenis penderitaan di dalam diri yang mungkin anda rasakan, keindahan alam selalu dapat meringankan beban jiwa anda.
24. Tanggung jawab tidak seburuk atau menakutkan seperti kedengarannya.
25. Masih banyak tempat yang indah untuk dikunjungi, menu makanan baru untuk dicoba dan orang baru untuk ditemui.
26. Cintai dirimu sendiri dan anda akan menemukan cinta berkelimpahan.
27. Memiliki keluarga adalah salah satu hal terindah yang dapat anda rasakan.
28. Membaca buku atau menonton film positif dapat membuat hari anda terasa indah.
29. Imajinasi anda dapat melampaui jauh dari kenyataan.
30. Ketika kita memberi pada yang kurang mampu, senyuman pada wajah mereka jauh lebih berharga dibanding apa yang kita berikan.
31. Dengan dedikasi, tidak ada kata tidak mungkin.
32. Jangan khawatir terhadap kesalahan atau kegagalan, karena akan membuat anda semakin bijak.
33. Semakin sering anda gagal, semakin besar kemungkinan anda untuk sukses.
34. Tidak seperti pertemanan, cinta tidak memerlukan imbal balik.
35. Menemukan gairah yang menggebu adalah hal terbaik yang dapat anda lakukan untuk diri anda sendiri.
36. Masih banyak orang yang baik dibanding orang yang jahat.
37. Jika anda merasa hidup begitu menggairahkan, maka jalani hidup anda dengan sebaik-baiknya.


by: Arswino Sonata.

Ketika Hidup Adalah Puisi

Hidup adalah puisi maka kebahagiaan adalah puisi. Mengajar adalah puisi. Kesendirian adalah puisi. Dalam keramaian adalah puisi. Kesedihan adalah puisi. Makian juga puisi. Pujian merupakan puisi yang dinanti. Sampah juga puisi. Bila Semuanya puisi yang memiliki makna dalam kehidupan maka akan menjadi sebuah kesadaran yang menerangi hidup kita.

Kala pendulum dalam diri kita hadir, kebahagiaan berganti kesedihan, suka berganti duka, kesehatan berganti sakit, kegembiraan berganti penderitaan, biarkanlah kesadaran tetap menjadi cahaya dalam perjalanan hidup kita. Kesadaran tidak membiarkan kemarahan menentukan arah tujuan hidup kita sebab kemarahan adalah kegelapan. Marah pada kemarahan berarti bersembunyi di tempat gelap yang membuat hidup kita makin tersesat dalam kegelapan. Tersenyumlah pada kemarahan maka akan menjadi puisi yang terindah yang pernah kita jumpai.

Ada puisi yang indah dari Barbara Marciniak dalam 'Bringers of The Dawn' yang berbunyi, 'be kind when you speak of the forces of darkkess. do not speak as if they are bad. simpy understand that they are uniformed.'

'Bersikaplah baik bila bertemu dengan kekuatan-kekuatan kegelapan sebab mereka tidak jahat, mereka hanya belum mengerti cara berbuat baik.' Itulah puisi yang terindah yang saya temukan dalam hidup ini.

---
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' ( QS. Al Baqarah 2:45 )

By: M Agussyafii

Minggu, 28 Maret 2010

Sholat Menata Akhlak

Allah berfirman, 'Dirikanlah sholat, Sesungguhnya sholat mencegah perbuatan keji dan munkar.'
(QS. al-Ankabut:45).
Ayat ini menyiratkan bahwa sholat mencegah bagi kita yang melaksanakannya dari perbuatan keji dan munkar. jika tidak, sholat hanyalah gerakan olah raga tetapi tidak akhlaknya tidak makin membaik.

Dalam salahsatu hadist Qudsi Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, 'Aku hanya menerima sholat dari orang yang dengannya ia tawaduk pada keagunganKu, tidak menyakiti makhlukKu, berhenti maksiat padaKu, melewati siangnya dengan berdzikir kepadaKu, serta mengasihi orang fakir, orang yang berjuang dijalanKu, para janda dan orang yang tertimpa musibah.' (HR. al-Zubaidi).

Bukankah kita melihat hubungan antara sholat dengan akhlak, sifat tawadhu dan kasih sayang.? Maka jika sholat kita tidak membuat kita memiliki rasa kasih sayang terhadap orang lain, memaafkan orang-orang yang telah menyakiti hati kita dan peduli kepada penderitaan sesama berarti sholat kita tidak membuahkan hasil.

MAKNA SABAR

Kemarahan dapat membuat seseorang kehilangan banyak hal. Kemarahan juga dapat membuat kita salah langkah. Maka sebaiknya kita sabar dan jernih bila menghadapi masalah. sabar adalah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi godaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Dalam agama, sabar merupakan satu diantara tangga dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Karena sabar bermakna kemampuan mengendalikan emosi, maka nama sabar berbeda-beda tergantung obyeknya.

1. Ketabahan menghadaapi musibah, disebut sabar, kebalikannya adalah gelisah (jaza`) dan keluh kesah (hala`)

2. Kesabaran menghadapi godaan hidup nikmat disebut, mampu menahan diri (dlobth an Nafs), kebalikannya adalah tidak tahanan (bathar)

3. Kesabaran dalam menahan marah disebut santun (hilm), kebalikannya disebut pemarah (tazammur)

4. Sabar dalam menghadapi bencana yang mencekam disebut lapang dada, kebalikannya disebut sempit dadanya.

5. Sabar dalam mendengar gossip disebut mampu menyembunyikan rahasia (katum).

6. Sabar terhadap kemewahan disebut zuhud, kebalikannya disebut serakah, loba (al hirsh).

7. Sabar dalam menerima yang sedikit disebut kaya hati (qana`ah), kebalikannya disebut tamak, rakus (syarahun).

Rasa Sayang Seorang Suami

Rasa sayang seorang suami terhadap istri bagaikan rasa sayang terhadap belahan jiwanya sendiri. Ujung jari yang teriris, airmata mengalir tiada henti karena mata turut merasakan sakitnya jari yang teriris. Begitulah ungkapan rasa sayang seorang suami terhadap istrinya. Sungguh indahnya wujud sayang seorang suami, dengan ketulusan dan cinta kasih membangun mahligai rumah tangga yang juga dibalas cinta kasih oleh sang istri.

Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami & istri itu dari sela-sela jarinya. [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri].

Mengingat Kematian

Pernahkah seberapa banyak kita mengingat kematian dalam hidup kita? Hanya diri kita sendirilah yang tahu berapa kali kita bertanya. Jika kenyatannya kita masih sangat sedikit dalam mengingat kematian di tengah kesibukan dan semua urusan duniawi kita.

Maka perkenankan saya mengajak kepada teman2 semua, tidak ada salahnya sekali waktu kita mengingat bahwa suatu saat kita akan mati. karena kita tidak pernah tahu, kapan kematian mendatangi kita. Apa kita mau disaat kita dalam keadaan lalai, kematian datang menjemput?

Karena mengingat mati akan membuat kita seakan punya rem dari berbuat dosa. hingga di mana saja dan kapan saja kita akan senantiasa akan selalu terarahkan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat kita.

Mengingat kematian juga merupakan satu cara yang sangat efektif untuk dapat menaklukan dan mengendalikan diri kita.Sebagaimana sabda Nabi Muhammad'Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian.' (HR. Tirmidzi)

Ibnu Umar ra. berkata, 'Aku datang menemui Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. bersama sepuluh orang, lalu salah seorang dari kaum Anshar bertanya, ‘Siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,'Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah orang-orang cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat’. (HR Ibnu Majah).

Yuk, kita mengingatkan kematian.....!!!!!

ISTRI SHOLEHAH


Kesetiaan seorang istri terhadap suami teramat begitu mulia. benarlah kiranya perhiasan yang terindah dari seorang suami adalah istri yang sholehah. Kesholehan seorang istri tercermin dalam kehidupan sehari-harinya mencintai dengan setulus hati suami dan anak-anaknya. Kala suka dan duka, dilalui bersama. Keluarga dengan suami yang menyayangi dan istri yang setia juga anak-anak yang sholeh menjadikan rumah seindah surga.

Begitu pula seorang ibu yang berkenan untuk berbagi rizki di Rumah Amalia. Setiap ibu itu hadir senantiasa membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak Amalia. Setiap kali terlihat anak-anak Amalia, tak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kepada Allah. 'Alhamdulillah ya Allah..kebahagiaannya adalah kebahagiaanku.' ucapnya.

Pada satu kesempatan beliau bercerita bahwa ketika suami sedang sakit, suaminya tetap memilih untuk tinggal di rumah daripada rawat inap di Rumah Sakit namun tetap rajin melakukan check up dan pemeriksaan kesehatannya pada dokter ahli. Ada sesuatu yang mengganjal relung hati saya, mas. Setiap pergi keluar rumah, saya selalu bergetar. saya membayangkan, jangan-jangan suami saya telah tiada. Buru-buru saya menghapus bayangan itu. Tetapi pikiran itu senantisa hadir dan hinggap di dalam benak saya..Mas Agus Syafii, lanjutnya.

Sudah selama sebulan suami saya tinggal dirumah. Ketika kami check up, tubuhnya menjadi membaik. Saya dan anak-anak bersyukur hal ini pertanda ayahnya sudah mulai pulih sehat. Namun dokter menyarankan agar suami saya menjaga berat tubuhnya agar jangan sampai menurun, kata sang ibu.

Tak lama kemudian suami saya sudah bisa berlari pagi sehingga saya dan anak-anak juga menemani berlari pagi. Dokter yang menangani suami saya terheran-heran, katanya ini sebuah keajaiban. 'Iman saya kembali pulih. saya bertambah rajin memanjatkan doa. Bagi saya, hanya doa yang dapat mengubah yang buruk menjadi baik. yang salah menjadi benar.'kata sang ibu dengan berderai air mata.

Karena suami saya sudah pulih, beliau kembali aktif mengajar. Dan aktifitasnya sebagai pengurus masjid terlihat lebih rajin sebagai bendahara DKM (dewan Kepengurusan Masjid). Baru aktif mengajar tiga hari suami saya mengajak pergi ke pesantren dimana beliau dulu pernah belajar. Kami pergi dengan mengendarai mobil. Lantas saya dan anak-anak memenuhi permintaan beliau. Sepanjang jalan suami saya terlihat gembira. bershalawat dan tertawa bersama. Apalagi sesampai kami pondok pesantren di Jawa Timur, kami disambut hangat oleh keluarga besar pondok. Kebahagiaan suami saya terpancar dari wajahnya.

Sepulang kami dari pondok pesantren, kesehatannya kembali menurun. apakah ini tanda kepergiannya? ah..saya tepis semua pikiran yang membuat saya dan anak-anak bisa menjadi bersedih. Tetapi saya selalu mempersiapkan diri untuk semuanya dan saya mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup mati kita adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saya mengajak anak-anak untuk ikhlas menerima apapun yang sudah menjadi kehendakNya.

Atas izinNya, suami saya meninggal. 'Saya mencoba untuk tabah menghadapi kepergiannya. tetapi begitu saya melihat semua orang berkumpul dirumah menyambut jenazahnya, hati saya bagai teriris sembilu.' kata Ibu itu penuh dengan cucuran air mata. 'Sayapun tak sanggup melihatnya,' 'Ketika itu saya menyadari bahwa saya tidak hidup sendiri. betapa berartinya suami saya. Saya teringat pesan suami saya yang terakhir, 'Bersandarlah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hanya kepadaNyalah kita bergantung dan hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan.' lanjut sang ibu.

Kedukaan yang teramat dalam, pesan terakhir dari suaminya tercinta justru memberikan motivasi agar menguatkan keimanan dan ketaqwaanNya kepada Allah. Hanya kepada Allahlah dirinya bergantung dan hanya kepada Allahlah dirinya memohon pertolongan. Itulah makna kesetiaan seorang istri sampai pada pesan terakhir suaminya. Subhanallah..

---
Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya tempat bersandar (QS. Ali Imran (3): 172).

By: agussyafii

Kayalah Lalu Masuk Surga!

Dari Abi ‘Abdillah Tsauban Bin Bujdad bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Dinar yang paling utama yang dibelanjakan seseorang adalah dinar yang ia belanjakan untuk keluarganya, dinar yang ia belanjakan untuk kendaraannya di jalan Allah, dan dinar yang ia infakkan untuk rekan-rekannya (yang tengah berjuang) di jalan Allah.” (Muslim)

Dalam kitab Nuzhatul-Muttaqin (syarah Riyadush-Shalihin karya Imam An-Nawawi) disebutkan, hadits itu menjelaskan peringkat keutamaan pengeluaran harta (infak) bahwa memberi nafkah kepada keluarga merupakan infak yang paling mulia. Dalam hadits lain disebutkan:

“Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk (mememerdekakan) hamba sahaya, dinar yang engkau infakkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau infakkan untuk keluarga, yang paling utama di antara semua itu adalah dinar yang engkau infakkan kepada keluargamu.” (Muslim)

Ke manapun alokasinya, yang jelas seseorang tidak mungkin dapat berinfak jika tidak memiliki harta. Lebih-lebih jika kita mencermati ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan kita terlibat dalam jihad. Selalu saja disandingkan antara kewajiban berjihad dengan jiwa dengan kewajiban berjihad dengan harta. Bahkan dari semua ayat yang memerintahkan kita berjihad dengan harta dan jiwa, berjihad dengan harta selalu didahulukan kecuali pada satu ayat saja yakni ayat 111 surah At-Taubah, yang maknanya:

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin jiwa dan harta mereka dengan mendapatkan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh.”

Selebihnya, hartalah yang disebut terdahulu. Perhatikan ayat-ayat berikut:

“Wahai orang-orang yang beriman, inginkah kalian aku tunjukkan pada suatu perniagaan yang menyelamatkan kalian dari adzab yang pedih. Kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kalian berjihad di jalan Allah denganh harta dan jiwa kalian.” (Ash-Shaf: 10-11)

Ini diperkuat dengan adanya kewajiban zakat. Dalam urusan yang satu ini memang ada kesalahan persepsi pada sebagian kaum muslimin. Kewajiban zakat sering dipahami begini: kalau punya harta, zakatlah; kalau tidak punya, tidak usah mengeluarkan zakat. Secara fiqih, pemahaman itu sangat benar. Tapi semangatnya bukanlah semangat kepasrahan pada keadaan. Semangat perintah zakat harusnya dipahami: carilah uang, kumpulkanlah harta agar dapat melaksanakan perintah Allah yang bernama zakat. Seharusnya kita membawa semangat shalat untuk diterapkan pada zakat. Kita selalu berpikir kita harus bisa melaksanakan shalat dengan segala perjuangan yang menjadi konsekuensinya. Dari mulai mencari penutup aurat, mencari tempat shalat, menentukan arah kiblat, mensucikan diri, dan seterusnya.

Itu semua mematahkan anggapan yang masih dianut sebagian orang bahwa kesalihan dan ketakwaan identik dengan kepapaan, kemelaratan, kesengsaraan, dan ketertindasan. Seolah-olah hanya orang miskin, jelata, dan tertindaslah yang layak menghuni surga. Sebaliknya orang kaya dan orang yang punya jabatan tidak punya tempat di surga. Ini diperparah dengan sering disitirnya hadits-hadits dha’if (lemah) atau bahkan maudhu’ (palsu) yang memberikan pesan untuk menjauhi dunia sejauh-juahnya demi mencapai ketakwaan dan kesucian jiwa. Atau mungkin juga menyitir hadits shahih tentang zuhud dengan pemahaman yang salah.

Zuhud tidaklah identik dengan melarat. Zuhud adalah kepuasaan hati dengan apa yang diberikan Allah swt. Zuhud adalah ketiadaan ikatan hati kepada kekayaan. Bahwa sambil merasa puas dengan apa yang Allah berikan dan sambil meniadakan ikatan hati dengan harta seseorang memiliki harta dan jabatan, tidaklah menafikan sifat zuhud.

Utsman Bin ‘Affan adalah konglomerat dan kaya raya. Beliau termasuk sahabat Nabi saw. yang dijamin masuk sorga. Demikian pula halnya dengan ‘Abdurrahman Bin ‘Auf. Beliau sukses dalam bisnis dan menjadi saudagar kaya raya. Toh beliau juga termasuk yang dijamin masuk surga. Umar Bin ‘Abdul-‘Aziz, khalifah yang kaya raya. Tapi justeru dia termasuk orang zuhud.

Posisi harta dalam Islam sama dengan posisi kemiskinan: sebagai ujian bagi manusia. Dengan kekayaan orang bisa masuk surga sebagaimana dengan kekayaan pula orang bisa masuk neraka. Dengan kepapaan orang bisa masuk surga sebagaimana dengan kepapaan pula orang bisa masuk neraka. Semuanya ujian! Allah swt. menegaskan:

“Dan Kami coba kalian dengan keburukan dan kebaikan, (semuanya) sebagai ujian.” (Al-Anbiya: 35)

Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya dunia itu manis dan menghijau. Dan sesungguhnya Allah mengangkat kalian sebagai khalifah di dalamnya untuk melihat (menguji) bagaimana kalian bekerja. Maka berhati-hatilah dengan dunia dan berhati-hatilah dengan wanita. Karena sesungguhnya fitnah Bani Israil adalah pada wanita.” (Riwayat Muslim)

Jadi, orang yang saleh bukanlah orang memilih meninggalkan harta melainkan yang lulus dalam ujian mengelola harta itu. Seseorang dianggap lulus ujian dalam urusan harta manakala:

* Hanya menempuh cara halal untuk memperoleh harta.

Pada hari kiamat, setiap orang akan diminta pertanggungjawaban terkait dengan hartanya, dari manakah ia memperolehnya dan dengan cara apa? Ini batu ujian pertama. Rasulullah saw. bersabda:

Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang beriman seperti yang diperintahkan kepada para rasul. Dia berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari yang baik dan beramal salehlah karena sessungguhnya Aku mengetahui apa yang kamlian lakukan’. Dia juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik dari yang Kami rezekikan kepada kalian’.” Lalu Rasulullah saw. menerangkan tentang orang yang mengadakan perjalanan panjang, kusut masai dan berdebu. Ia mengadakahkan kedua tangannya (berdoa) ke langit (sambil mengatakan): Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dari yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan.” (Muslim)

* Harta itu tidak menyebabkan sombong

Orang yang suksus mengelola harta adalah orang yang dengan hartanya justeru semakin rendah hati dan menyadari bahwa segala yang dimilikinya adalah titipan atau amanah dari Allah. Abdurrahman bin ‘Auf yang padahal termasuk orang yang dijamin masuk surga pernah berlinang air mata saat dirinya siap menyantap hidangan lezat yang ada di hadapannya. Ketika ditanya penyebab ia menangis, ia menjawab, “Aku takut hanya yang kunikmati di dunia inilah yang menjadi ganjaranku dari Allah.”

* Menjadi fasilitas untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik harta yang saleh adalah yang ada pada orang saleh.” Beliau juga memerintahkan kepada kita, “Jauhkanlah dirimu dari neraka walau dengan hanya sebelah kurma.”

* Menjadi fasilitas untuk silaturahim.

Infaq adalah baik. Dan infaq kepada kerabat adalah lebih baik lagi. Karena selain bernilai taqarrub, perbauatan itu juga merupakan upaya silaturahim. Rasulullah saw. bersabda, “Shadaqah kepada orang misikin adalah satu shadaqah dan shadaqah kepada orang yang punya hubungan rahim (kerabat) adalah dua shadaqah: shadaqah dan shilah (menyambungkan).” (At-Tirmidzi)

* Menjadi fasilitas untuk perjuangan.

Perjuangan Islam jelas tidak mungkin tanpa dukungan finansial. Kekuatan orang-orang kafir harus dihadapi dengan kekuatan optimal kaum muslimin. Dan ini tentu saja salah kekutan itu adalah kekuatan maliyyah (finansial).

Itulah sebagian ajaran Islam yang terkait dengan kekayaan. Jadi, menjadi orang kaya, siapa takut? Allahu a’lam.

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/kayalah-lalu-masuk-surga/

Jumat, 26 Maret 2010

Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi memaparkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan membaca Al-Qur’an. Di antaranya:

1. Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat.

Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)

2. Mendapatkan predikat insan terbaik.

Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi)

3. Mendapatkan pahala akan bersama malaikat di akhirat, bagi yang mahir mambacanya.

Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)

4. Mendapatkan pahala dua kali lipat, bagi yang belum lancar.

“Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)

5. Akan diangkat derajatnya oleh Allah

Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allahswt. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim)

6. Mendapatkan sakinah, rahmat, dikelilingi malaikat, dan dipuji Allah di hadapan makhluk-Nya.

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketengangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya.” (HR. Muslim)

Keutamaan mengkhatamkan al-Qur’an

a. Merupakan amalan yang paling dicintai Allah

Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)

b. Orang yang mengikuti khataman Al-Qur’an, seperti mengikuti pembagian ghanimah

Dari Abu Qilabah, Rasulullah saw. mengatakan, “Barangsiapa yang menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Qur’an ketika dibuka (dimulai), maka seakan-akan ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang mengikuti pengkhataman Al-Qur’an maka seakan-akan ia mengikuti pembagian ghanimah.” (HR. Addarimi)

c. Mendapatkan doa/shalawat dari malaikat

Dari Mus’ab bin Sa’d, dari Sa’d bin Abi Waqas, beliau mengatakan, “Apabila Al-Qur’an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat/ berdoa untuknya hingga sore hati.” (HR. Addarimi.)

d. Mengikuti sunnah Rasulullah saw.

Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah saw. Hal ini tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Wahai Rasulullah saw., berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin bagiku. (HR. Tirmidzi)

Waktu mengkhatamkan Al-Qur’an

a. Keutamaan waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an

Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah saw., beliau berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (HR. Bukhari)

Hadits ini menunjukkan batasan waktu paling minimal dalam membaca Al-Qur’an. Karena dalam hadits lain terkadang beliau membatasi hanya boleh dalam 5 hari, dan dalam hadits yang lain dalam tujuh hari. Maka dari sini dapat disimpulkan, batasan paling cepat dalam mengkhatamkan Al-qur’an adalah tiga hari.

b. Larangan untuk mengkhatamkan kurang dari tiga hari

Hadits di atas juga mengisyaratkan larangan Rasulullah saw. untuk mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Hikmah di balik larangan tersebut, Rasulullah saw. katakan dalam hadits lain sebagai berikut:

Dari Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang membacanya kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud)

c. Rasulullah saw. tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam

Dari Aisyah ra, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah tahu Rasulullah saw. mengkhatamkan Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam hingga fajar.” (HR. Ibnu Majah)

Sunnah dalam teknis mengkhatamkan Al-Qur’an

Adalah Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah mendekati kekhataman dalam membaca Al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama.

Dari Tsabit al-Bunnani, beliau mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Al-Qur’an pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari Al-Qur’an, hingga ketika subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama mereka. (HR. Darimi)

Hikmah yang dapat dipetik dari hadits Anas di atas, adalah bahwa ketika khatam Al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan berkah kepada seluruh anggota keluarga. Karena, semuanya berdoa secara bersamaan kepada Allah mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya.

Kiat-Kiat Agar Senantiasa Dapat Mengkhatamkan Al-Qur’an

Ada beberapa kiat yang barangkali dapat membantu dalam mengkhatamkan Al-Qur’an, di antaranya adalah:

1. Memiliki ‘azam’ yang kuat untuk dapat mengkhatamkannya dalam satu bulan. Atau dengan kata lain memiliki azam untuk membacanya satu juz dalam satu hari.

2. Melatih diri dengan bertahap untuk dapat tilawah satu juz dalam satu hari. Misalnya untuk sekali membaca (tanpa berhenti) ditargetkan setengah juz, baik pada waktu pagi ataupun petang hari. Jika sudah dapat memenuhi target, diupayakan ditingkatkan lagi menjadi satu juz untuk sekali membaca.

3. Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an yang tidak dapat diganggu gugat, kecuali jika terdapat sebuah urusan yang teramat sangat penting. Hal ini dapat membantu kita untuk senantiasa komitmen membacanya setiap hari. Waktu yang terbaik menurut penulis adalah ba’da subuh.

4. Menikmati bacaan yang sedang dilantunkan oleh lisan kita. Lebih baik lagi jika kita memiliki lagu tersendiri yang stabil, yang meringankan lisan kita untuk melantunkannya. Kondisi seperti ini membantu menghilangkan kejenuhan ketika membacanya.

5. Usahakan untuk senantiasa membersihkan diri (baca: berwudhu’) terlebih dahulu sebelum kita membaca Al-Qur’an. Karena kondisi berwudhu’, sedikit banyak akan membantu menenangkan hati yang tentunya membantu dalam keistiqamahan membaca Al-Qur’an.

6. Membaca-baca kembali mengenai interaksi generasi awal umat Islam, dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik dari segi tilawah, pemahaman ataupun pengaplikasiannya.

7. Memberikan iqab atau hukuman secara pribadi, jika tidak dapat memenuhi target membaca Al-Qur’an. Misalnya dengan kewajiban infaq, menghafal surat tertentu, dan lain sebagainya, yang disesuaikan dengan kondisi pribadi kita.

8. Diberikan motivasi dalam lingkungan keluarga jika ada salah seorang anggota keluarganya yang mengkhatamkan al-Qur’an, dengan bertasyakuran atau dengan memberikan ucapan selamat dan hadiah.

Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sifat Rasulullah, para sahabat, salafuna shaleh, dan orang-orang mukmin yang memiliki ketakwaan kepada Allah. Seyogyanya, kita juga dapat memposisikan Al-Qur’an sebagaimana mereka memiliki semangat, meskipun kita jauh dari mereka.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (An-Ankabut: 69).

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2007/keutamaan-mengkhatamkan-al-quran/

Membuka Tabir Hikmah Dibalik Setiap Masalah

Kehidupan manusia tentu tidak luput dari berbagai masalah atau ujian yang Allah berikan. Sebenarnya, bukan masalahnya yang menjadi Masalah. Namun bagaimana SIKAP kita saat masalah itu datang. Masalah dihadirkan sebagai ujian agar kita bisa bersabar dan bersyukur, serta sebagai peringatan agar kita selalu ingat dengan kebesaran Allah swt. Sehingga dengan berbagai masalah itulah yang akan membuat kita tetap berTAHAN dan lebih berTUHAN.

Jika kita memandang Dunia ini, ada banyak hal yang kelihatannya buruk dan kurang menyenangkan. Namun justru dari situlah lahir sesuatu yang luar biasa. Tumbuh- tumbuhan dapat tumbuh dengan subur, justru karena diberi pupuk yang bau. Mutiara yang indah berkilauan justru terbentuk dari zat- zat asing yang mengganggu dan masuk kedalam kerang. Sebuah kapal layar akan dapat melaju dengan kencang, jika ada ombak dan angin yang sangat besar. Seekor ikan akan berkembang dengan sangat baik jika berada di air yang mengalir dan menggelora.

Itulah proses kehidupan… Kadang sesuatu yang indah dibungkus dalam wadah atau tempat yang kurang mengenakkan. Namun dari situlah akan lahir sesuatu yang luar biasa. Sama hal nya dengan manusia. Seseorang yang dapat menempuh setiap ujian dalam episode kehidupan yang kadang menyakitkan, maka ia akan lebih mengenal dirinya sendiri dan lebih mengenal Tuhan, sehingga Ia akan paham tentang tujuan ia diciptakan di Dunia ini dan tahu apa saja yang harus dilakukan serta dipersiapkan saat ini.

Janganlah menyalahkan orang lain atas masalah yang sedang kita alami. Tapi intropeksi dirilah… Apakah kita sudah melakukan yang benar dan terbaik.? Memohonlah kepada Allah agar diberi kemudahan untuk mengatasi masalah yang kita hadapi. Maka, jangan membesar- besarkan masalah kita, sehingga kita LUPA membesarkan KEAGUNGAN ALLAH yang memberikan solusi dari setiap permasalahan yang sedang dihadapi.

Pada dasarnya, masalah yang datang bisa berarti 2 hal, yaitu bisa berarti UJIAN ataupun PERINGATAN. Jika kita senantiasa mendekatkan diri kepadaNya dan sudah melakukan yang terbaik, masalah atau kesulitan yang kita hadapi bisa merupakan UJIAN yang Allah berikan untuk menguji sampai sejauh mana keteguhan iman kita.

Sebagaimana rosulullah bersabda : Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)

Dan masalah juga bisa berari PERINGATAN, jika kita mendapatkan suatu kesulitan setelah sebelumnya mungkin melakukan suatu perbuatan maksiat atau keburukan. Maka berterima kasihlah kepada Allah yang telah berbaik hati karena telah menegur dan mengingatkan kita agar dapat langsung kembali pada jalan yang benar.

Semakin besar keinginan kita, maka semakin kuat pula ujiannya. Ibarat sebuah menara yang menjulang tinggi, maka terpaan angin yang menerjangnya juga akan semakin besar. Tak jarang kesulitan hadir sebagai perpaduan antara PERINGATAN dan UJIAN. Hal ini bisa saja terjadi jika kita terlalu MENGEJAR DUNIA, sehingga lupa bersyukur dan melalaikan kehidupan akhirat yang jauh lebih utama. Maka Allah cenderung memberikan sedikit kesulitan dan rangkaian ujian untuk membimbing agar kita selalu ingat kepadaNya. Di balik itu semua, yakinlah bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang begitu dekat.

Allah berfirman dalam Q.S An Nasyr 6- 8, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. Tahukah Anda URUSAN yang dimaksud..?

Urusan kita bukan hanya permasalahan pribadi yang sedang kita hadapi. Namun, urusan kita adalah juga membantu menyelesaikan masalah orang- orang di sekitar kita. Dengan kata lain, jika kita membantu masalah atau kesusahan yang sedang dialami orang lain. Maka urusan kita pun juga akan dimudahkan oleh Allah taala.

Dari Abdullah bin Umar ra, bahwa Rosulullah saw bersabda : "Seorang muslim dan lainnya adalah bersaudara, karenanya janganlah menganiaya saudaranya sendiri dan jangan membiarkannya tersiksa. Siapa saja yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan MEMENUHI HAJATNYA. Dan siapa saja yang MEMUDAHKAN KESULITAN ORANG LAIN, niscaya Allah akan melepaskan kesulitannya di hari Qiyamah. Dan barang siapa yang menutup aib orang lain, niscaya Allah menutupi aibnya di hari Qiyamah." (H.R Bukhari- Muslim).

Maka, masalah yang sedang kita alami sebenarnya adalah merupakan “tanda” yang Allah berikan. Mari buka hati dan buka mata… Kemudian lihatlah begitu banyak teman- teman kita yang sedang tertimpa masalah dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian kita. Bantulah mereka dengan ikhlas… Dan lihatlah apa yang terjadi dalam kehidupan kita saat kita berhasil membantu menyelesaikan masalah- masalah mereka. InsyaAllah masalah kita juga akan dimudahkan dan diberikan jalan keluar yang tidak disangka- sangka dengan kasih sayang Allah. Amiin…

Bagaimana dengan Anda..? Masalah yang Anda hadapi begitu kecil dihadapan Allah yang MAHA BESAR, lalu untuk apa masalah itu dibesar- besarkan..? Mintalah pertolongan kepada Allah, dan bantulah teman- teman kita yang sedang tertimpa masalah. Kemudian lihat apa yang terjadi…

By: Muhammad Miftakhur Riza

DETIK-DETIK AKHIR, DUKA SELURUH ALAM

Pagi itu, walaupun langit telah mulai
menguning, burung2 gurun enggan mengepakkan sayapnya.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan
khutbah, " Wahai ummatku, kita semua ada dalam
kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan
bertaqwalah kepadaNya.

Kuwariskan dua perkara pada kalian;
Al-Quran dan Sunnahku.

Barang siapa mencintai
sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak oran-orang
yang mencintaiku, akan masuk ke dalam syurga
bersama-sama ku."

Khutbah singkat diakhiri dengan
pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat
menatap sahabatnya satu-persatu.
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca,

Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman
menghelakan nafas panjang dan Ali menundukkan
kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang ,
saatnya sudah tiba.

"Rasullullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu.Manusia tercinta itu,
hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat,tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap
Rasulullah yang dalam keadaan lemah dan goyah ketika
turun dari mimbar.

Di saat itu, kalau mampu, seluruh
sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan
detik-detik yang berlalu. Matahari kian tinggi, tapi
pintu rumah Rasulullah masih tertutup.

Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan
keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma
yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?"
tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam." Kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku,
orang sepertinya baru sekali ini melihatnya." Tutur
Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu
dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah
bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak
dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan
kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan
di dunia. Dialah malakul maut." Kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri , tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya . kemudian
dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap sedia
di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"
Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. "
Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah
menanti ruhmu.

Semua syurga terbuka lebar menanti kedatangan mu." Kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar
ini?"tanya Jinril lagi.

"Khabarkan kepada ku bagaimana
nasib umatku kelak?" "Jangan khuwatir, wahai
Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: "kuharamkan syurga bagi sesiapa saja,
kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata
Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh
tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril
memalingkn muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau
palingkn wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada
Malaikat pengantar wahyu itu. " Siapakah yang sanggup,
melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian, terdengar Rasulullah memekik,

kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah,
dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua seksa maut
ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan
sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "
Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum"-
"Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah
di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
sahabat saling berpelukkan. Fatimah menutupkan tangan
diwajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke
bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii,
ummatii, ummatii"- "Umatku, umatku, umatku".

Dan berakhirlah hidup seorang manusia yang mulia yang
memberi sinaran itu.




Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Mencintai dengan segenap jiwa raga meneruskan perjuangannya, mengikuti sunnahnya, meniru pola hidupnya yg amat sangat sederhana padahal beliau kaya.

Beliau yg dijamin keselamatannya oleh Allah begitu dahsyat tatkala menghadapi maut, lalu bagmn kita.Apa usaha kita slanjutnya?mari saling bantu untuk memperkuat diri, perkuat barisan umat yg sesuai harapa nabi.

Allahumma sholi 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihim..
betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan
kepada sahabat-sahabat muslim yang lain agar timbul
kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti
Allah dan RasulNya mencintai kita. Karena,
sesungguhnya selain daripada itu hanya fana belaka….

By: WickYoe Humaira

CARA BERPRASANGKA BAIK


Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik dari dirimu. Ucapkanlah dalam hatimu:

“Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.”

Jika bertemu dengan anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu):

“Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.”

Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (Dalam hatimu):

“Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.”

Jika bertemu dengan orang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu):

“Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui, dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.”


Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu):

“Orang ini bermaksiat kepada Allah karena dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku.”

Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu):

“Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak. Bisa jadi di akhir usianya dia memeluk agama islam dan beramal sholeh, dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk.”

—oo0oo—

(Syeikh Abdul Qadir Al Jailani)

WAKTU YANG TERLUPA MENABUR BENCANA


WAKTU YANG TERLUPA MENABUR BENCANA

1 hari = 24 jam
Satu TAHUN ?
12 Bulan
52 Minggu
365 Hari
8760 Jam
525600 Menit
31536000 Detik

Distribusi normal manusia meninggal dunia (tahun)
Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 thn ~ 70 thn (mayoritas), pukul rata manusia meninggal +/- 65 thn
" Baligh : Start untuk seseorang di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia"
Laki-laki Baligh +/- 15 thn
Wanita Baligh +/- 12 thn

Usia yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus :
MATI - BALIGH = sisa USIA 65-15 = 50 tahun

USIA 50 TAHUN DIGUNAKAN UNTUK APA ???
12 jam siang hari CATATAN :
50 tahun = 18250 hari = 438000 jam

Gambaran kotornya Mari kita tela'ah bersama :
Waktu kita tidur +/- 8 jam / hari
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur : 18250 hari x 8 jam = 146000 jam = 16 thn 7 bln dibulatkan jadi 17 tahun

Logikanya : Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis digunakan untuk tidur, padahal kita akan tidur dari dunia untuk selamanya ............ ..
Catatan : Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang tumor alias tukang molor bisa jadi 12 jam/hari = 25 thn habis tertidur!!! Hati-hati dengan penyakit "TUMOR"
Waktu aktivitas kita di siang hari +/- 12 jam
Dalam 50 thn waktu yang habis dipakai aktivitas : 18250 hari x 12 jam = 219000 jam = 25 tahun.

Aktivitas disiang hari :
Ada yang bekerja, atau bercinta ada yang belajaratau
mengajar, ada yang sekolah atau kuliah, ada yang makan sambil berjalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling....dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tak pernah bisa disamaratakan satu dengan yang lainnya..... ...

Waktu aktivitas santai atau rilexsasi +/- 4 jam
Dalam 50 tahun waktu yang dipakai rileksasi 18250 hari x 4 jam = 73000 jam = 8 tahun
Realisasi rileksasi : biasanya nonton tv sambil minum kopi, ada pula yang belajar mati-matian/ bikin contekan habis-habisan buat ujian, atau mungkin dihabiskan termenung di buai khayalan.... .

17 tahun + 25 tahun + 8 tahun = 50 tahun Plus plos/Balance Tidur...........Ngelembur. ......... Nganggur

Lalu kapan Ibadahnya??? ??
Padahal manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepada-Nya. "Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia selain untuk beribadah kepada-Ku". (Q.S Adzariyat : 59). Karena satu hal yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki illahi!!!!!!!!!!!!!!!
"Maut datang menjemput tak pernah bersahut Malaikat datang menuntut untuk merenggut Manusia tak kuasa untuk berbicara Tuhan Maha Kuasa atas Syurga dan Neraka
Memang benar !!!! kuliah itu ibadah, kalau niat kuliahnya untuk ibadah lah wong kita mah kuliah mau nyari ijazah, bakal nanti bekerja agar mudah mencari nafkah
.....
Memang benar !!! Bekarja cari nafkah itu ibadah, tapi bekerja yang bagaimana ? Orang kita bekerja sikut sana sikut sini, banting tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar dipandang orang-orang .... "jarang orang menolak untuk di puji dan di puja tatkala mereka berjaya"

Pernah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kerja/kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah ......Pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah, tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia .....

Lalu kapan ibadahnya ?????
Oh mungkin saat shalat yang 5 waktu itu dianggap cukup ......! Karena kita pikir, shalat begitu besar pahalanya, shalat amalan yang di hisab paling pertama, shalat jalan untuk membuka pintu syurga .....Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah shalat kita !!!!!
Berapa shalat kita dalam 50 tahun ?????
1 x shalat = +/- 10 menit ..... 5 x shalat +/- 1 jam
Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai shalat = 18250 hari x 1 jam = 18250 jam = 2 tahun

Kesimpulan : waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma 2 tahun untuk shalat ..... 2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita ... itupun belum tentu shalat kita bermakna berpahala dan diterima .....
Dan sekiranya shalat kita selama 2 tahun berpahala rasa-rasanya tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa kita selama 50 tahun. Dalam ucap kata kita selalu dusta, baik yang terasa maupun yang di sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap orangtua,dalam harta kaya kita yang selalu kikir terhadap orang fakir, dalam setiap laku langkah kita yang selalu
bergelimang dosa .....

Logika dari logikanya :
Bukan satu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian .....
Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana .....

Solusi :
Tiada kata terlambat walaupun waktu bergulir cepat, mari kita isi dengan sesuatu apa yang bermanfaat !!!!!

sesungguhnya Islam mengajarkan prinsip keseimbangan:
"Bekerjalah kamu seakan kamu akan hidup seribu tahun lagi, dan
beribadahlah kamu seakan kamu akan mati esok hari"(Rasulullah SAW)

"BUKAN SUATU PAKSAAN UNTUK DISEBARLUASKAN"
"SALING MENGINGATKAN SESAMA ADALAH KEWAJIBAN
KITA"(AL-ASHR).

Sumber: Arie Adrian Ramdani (MFSB)

Rasulullah SAW dan Seorang Pengemis Yahudi Buta


Bersedihlah engkau untuk dirimu sendiri, ketika tak ada kesedihan
apapun saat membaca cerita ini untuk yang pertama kali

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya” . Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,

“Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”.

Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”.

“Apakah Itu?”, tanya Abubakar RA.”Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi keujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”, kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu ?”.

Abubakar RA menjawab,”Aku orang yang biasa.”

“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku” , bantah si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”. Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata,”Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. ” Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Sumber: Republika.co.id
Bersedihlah engkau untuk dirimu sendiri, ketika tak ada kesedihan
apapun saat membaca cerita ini untuk yang pertama kali

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya” . Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,

“Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”.

Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”.

“Apakah Itu?”, tanya Abubakar RA.”Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi keujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”, kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu ?”.

Abubakar RA menjawab,”Aku orang yang biasa.”

“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku” , bantah si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”. Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata,”Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. ” Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Sumber: Republika.co.id

7 Golongan Yang Akan Dinaungi Oleh Allah SWT


Rasulullah shallallahu‘ alaihi wa sallam bersabda, “ Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;
[1] seorang pemimpin yang adil,
[2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta ’ala
[3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid
[4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya,
[5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan,‘ Sesungguhnya aku takut kepada Allah
[6]seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangankanannya, dan
[7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis). ”
(HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).

10 AMALAN YANG TERBALIK

Kadang kita dapati amalan kita terbalik atau bertentangan dng apa yang
sepatutnya dilakukan & dituntut oleh Islam.Mungkin kita tidak sadar atau
ikut-ikutan dng budaya hidup orang lain.

Contoh amalan yang terbalik :

1. Amalan Selamatan/kenduri beberapa malam setelah saudara/keluarga/ tetangga
kita meninggal (malam pertama, kedua, ketiga, ketujuh dan seterusnya) adalah
terbalik dng yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW dimana Rosulullah telah
menganjurkan tetangga memasak makanan/minuman untuk keluarga yang berduka
guna meringankan kesedihan & kesusahan mereka.
Keluarga yang telah ditimpa kesedihan tersebut terpaksa menyediakan
makanan & membeli segala sesuatu untuk mereka yang datang membaca Tahlil/do
a & mengaji.Tidakkah mereka yang hadir & makan tersebut tidak khawatir
termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh si mati atau harta
peninggalan si mati yang belum dibagikan kepada yang berhak menurut Islam ?

2. Kalau datang ke resepsi/pesta pernikahan/khitanan selalu berisi
hadiah/uang waktu bersalaman. Kalau tidak ada uang maka kita segan untuk
pergi. Tetapi kalau mendatangi tempat orang meninggal. kita tidak malu untuk
salaman tanpa isi/uang. Sepatutnya pada saat kita mendatangi tempat orang
meninggallah kita seharusnya memberi sedekah. Sebenarnya jika ke
Resepsi/pesta pernikahan/khitanan , tidak memberipun tidak apa-apa. karena
tuan rumah yang mengundang untuk memberi restu kepada mempelai & makan
bukan untuk menambah pendapatannya.

3. Ketika datang ke sebuah gedung/rumah mewah atau menghadiri rapat dng
pejabat, kita berpakaian bagus, rapi & indah tapi bila menghadap Allah baik
di rumah maupun di Mesjid, pakaian yang dipakai adalah pakaian seadanya.
Tidakkah ini suatu perbuatan yang terbalik ?

4. Kalau bertamu ke rumah orang diberi kue/minum, kita merasa malu untuk
makan sampai habis, padahal yang dituntut adalah jika hidangan tidak dimakan
akan menjadi mubazir dan tidak menyenangkan tuan rumah.

5. Kalau Sholat Sunnah di Mesjid sangat rajin tapi kalau di rumah, malas.
Sedangkan sebaik-baik Sholat Sunnah adalah yang dilakukan di rumah seperti
yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW untuk menghindari rasa riya'/pamer.

6. Bulan Puasa adalah bulan mendidik nafsu termasuk nafsu makan yang
berlebihan tetapi kebanyakan orang mengaku bahwa biaya makan dan belanja di
bulan puasa adalah yang tertinggi dalam setahun. Padahal seharusnya yang
terendah.
Bukankah terbalik amalan kita ?

7. Kalau untuk menjalankan ibadah haji, sebelum berangkat, banyak orang
mengadakan Selamatan/do' a bersama tetapi setelah kembali dari Haji, tidak
ada do'a bersama untuk bersyukur. Anjuran do'a bersama/selamatan dalam Islam
diantaranya adalah karena selamat dari bermusafir/perjalan an jauh bukan
karena akan bermusafir. Bukankah amalan ini terbalik ? Atau kita mempunyai
tujuan lain ?

8. Semua orang tua akan kecewa jika anak-anaknya gagal dalam ujian. Maka
dicari & diantarlah anak-anak ke tempat kursus walau dengan biaya tinggi.
Tapi kalau anak tidak dapat membaca Al-Qur'an, mereka tidak berusaha
mencari/mengantar anak-anak ketempat kursus baca Al-Qur'an atau kursus
pelajaran Islam. Kalau guru kursus sanggup dibayar sebulan Rp.300.000,00
perbulan untuk satu pelajaran dan 8 kali pertemuan saja, tapi kepada Ustadz
yang mengajarkan mengaji hanya Rp.100.000,00 perbulan untuk 20 kali
pertemuan. Bukankah terbalik amalan kita ? Kita sepatutnya lebih malu jika
anak tidak dapat baca Al-Qur'am atau Sholat dari pada tidak lulus ujian.

9. Siang-malam, panas-hujan badai, pagi-petang kita bekerja mengejar rezeki
Allah dan mematuhi peraturan kerja. Tapi ke rumah Allah (Mesjid) tidak hujan
tidak panas, tidak siang, tidak malam tetap tidak datang ke Mesjid. Sungguh
tidak tahu malu manusia begini, rezeki Allah diminta tapi untuk mampir ke
rumahNya segan dan malas.

10. Seorang isteri kalau mau keluar rumah dengan suami atau tidak, berhias
secantik mungkin. Tapi kalau di rumah....??? Sedangkan yang dituntut seorang
isteri itu berhias untuk suaminya bukan untuk orang lain. Perbuatan amalan
yang terbalik ini membuat rumah tangga kurang bahagia.

Cukup dengan contoh-contoh di atas, Marilah kita berlapang dada menerima
hakikat sebenarnya.Marilah kita beralih kepada kebenaran agar hidup kita
menurut landasan dan ajaran Islam yang sebenarnya bukan yang digubah
mengikuti selera kita. Allah yang menciptakan
kita, maka biarlah Allah yang menentukan peraturan hidup kita.
Sabda Rosulullah SAW : "Sampaikanlah pesan-KU walau hanya satu ayat".
(Riwayat Bukhari).

SEKEDAR NASIHAT UNTUK KAUM HAWA

1.Untuk membentuk bibir yang menawan, Ucapkan kata-kata kebaikan.

2.Untuk mendapatkan mata yang indah, Carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.

3.Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, Berbagilah makanan dengan mereka yang kelaparan.

4.Untuk mendapatkan rambut yang indah, Mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.

5.Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, Berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, Dan Anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain, Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.

6.Jadi, jangan pernah kucilkan seseorang dari hati Anda apabila Anda sudah melakukan semuanya itu, Ingatlah senantiasa, Jika suatu ketika anda membutuhkan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur.

7.Dan dengan bertambahnya usia Anda, Anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, Satu untuk menolong diri Anda sendiri, Dan satu lagi untuk menolong orang lain.

8.Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, Bukan pada bentuk tubuhnya, wajahnya atau cara dia menyisir rambutnya.

9.Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Karena di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, Di mana cinta dapat berkembang.

10.Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, Tetapi kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, Yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu. InsyaAlloh.....

Senin, 15 Maret 2010

Keindahan Malam Dalam Bingkai Shalat Tahajud

By : Muhammad Miftakhur Riza

Terbentang Permadani ke Syurga..
Indahnya malam membelaimu dalam kesunyian..
Menetes hujan hati bermuara di pipi..
Merayu sang ilahi tuk kabulkan pinta hati..

Di sepertiga malam Engkau terjaga..
Sadar…, dan memilih meninggalkan dekapan malam..
Merajut tali- tali kerinduan dengan sang ilahi..
Dengan cinta abadi, yang selalu melekat di dalam hati..

Dari dua dini hari hingga subuh hampir tersentuh, waktu- waktu ini akan kita sambut dengan wajah penuh cahaya. Sepertiga malam terakhir adalah malam yang bertabur mukjizat. Tetesan dan percikan air wudlu yang jatuh membasahi bumi menambah indahnya malam yang penuh keheningan. Tenang dan syahdu. Kita pun mengerjakan shalat tahajud. Shalat yang didirikan setelah terjaga dari tidur.

9 cawan perkara siap disuguhkan Allah kepada orang- orang yang melaksanakan shalat tahajud. 5 cawan perkara di Dunia, dan 4 cawan perkara di Akhirat. 5 perkara di Dunia itu antara lain :
1. Allah menjaganya dari bermacam- macam bencana
2. Tampak bekas taat di wajahnya
3. Dia akan disenangi oleh hamba- hamba yang shalih, bahkan oleh semua manusia
4. Kata- katanya mengandung hikmah
5. Allah member rizki kepahaman terhadap agama.

Adapun yang 4 di Akhirat, yaitu :
1. Akan dibangkitkan dari kubur dengan wajah yang berseri- seri
2. Dimudahkan hisab baginya
3. Diberikan kitab catatan amalnya dengan tangan kanannya
4. Berjalan di atas Shirat (jembatan di Akhirat), bagaikan kilat yang menyambar.

Lembutnya sinar rembulan disertai desahan angin malam seakan menjadi pernak- pernik saat melakukan sujud yang panjang. Rintihan doa dan deraian air mata yang jatuh menyatu dalam heningnya malam yang syahdu. Para malaikat memuji dan Allah pun memberikan penghargaan kepada ahli- ahli tahajud dengan mempersembahkan sebuah kamar khusus di Surga.

Rosulullah bersabda : “Sesungguhnya di surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam, dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang- orang yang memerlukannya, menyebarkan salam, serta mendirikan sholat tahajud pada saat manusia terlelap dalam tidur malam”. (HR. At Thabrani dan Al Hakim).

Dinginnya malam dan tetesan embun yang membasahi dedaunan seolah menjadi saksi, bukti kecintaan kita kepada Allah dalam untaian dzikir yang terurai. Malam- malam yang berlalu adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai ketaqwaan. Sungguh sangat menawan, dan para muhsinun pun tidak ingin melewatkannya sehingga wajah mereka bersinar saat menyambut kedatangan Allah pada 1/3 malam yang terakhir.

Rasulullah saw bersabda : “Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam yang terakhir, lalu ia berfirman: Barangsiapa yang berdoa kepadaKu pasti Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon kepadaKu pasti Aku beri, dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu pasti Aku ampuni. (HR. Muslim)

Orang- orang shalih zaman dahulu sangat menjaga shalat malam mereka. Kerinduan mereka akan 1/3 malam adalah hal yang tek terperi. Bahkan, penghujung malam menjadi kenikmatan terbesar mereka. Abu Sulaiman berkata : “Jika bukan karena malam, aku tidak suka untuk tinggal di Dunia ini”. Ibnu Munkadir berucap: “Tidak ada kelezatan Dunia ini, kecuali pada 3 hal, yaitu: qiyamul lail, bertemu dengan saudara seiman, dan shalat berjamaah.

Bagaimana dengan Anda..??
Masihkan Anda terpesona dengan hangatnya dekapan malam yang penuh tipuan..?
Sampai kapan Anda akan melewatkan malam- malam berharga Anda tanpa shalat malam..?

Ingatlah, bahwa Rosulullah pernah bersabda : ”Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan hawa nafsunya dan beramal untuk bekal setelah ia meninggal. Dan orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan- angan muluk terhadap Allah”. (HR. Abu Dawud). Jadi, lakukanlah apa yang terbaik yang bisa Anda lakukan. Tidak hanya untuk Dunia ini, namun juga untuk kehidupan Anda yang lebih baik di tingkat kehidupan berikutnya. Amiin...

Kumpulan Tausyiah Pendek

by: Arie Adrian Ramdani

I. Ada tiga golongan orang yang paling menyesal pada hari kiamat : (1) orang yang memiliki budak ketika di dunia, ternyata pada hari kiamat budak tersebut memiliki prestasi amal yang lebih baik darinya, (2) orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah dengannya sampai ia meninggal dunia, kemudian harta tersebut diwarisi oleh orang yang memanfaatkan harta tersebut untuk bersedekah di jalan Allah, dan (3) orang yang mempunyai ilmu tetapi ia tidak mau mengambil manfaat dari ilmunya, lalu ilmu tersebut diketahui oleh orang lain yang mampu mengambil manfaat darinya.” (Sufyan bin ‘Uyainah)

II. Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).” (Fudhail bin ‘Iyadh)

III. Aku tidak suka menjadi seorang pedagang budak. Akan tetapi, menjadi pedagang budak lebih aku sukai daripada aku menimbun bahan makanan sambil menunggu naiknya harga yang memberatkan sesama muslim.”
(Yazid bin Maisaroh)

IV. Ada dua perkara yang jika Anda Amalkan, Anda akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat: Menerima sesuatu yang tidak Anda sukai, jika sesuatu itu disukai Allah. Dan membenci sesuatu yang Anda sukai, jika sesuatu itu dibenci oleh Allah.” (Abu Hazim)

V. Ada enam perkara, apabila dimiliki oleh seseorang maka telah sempurnalah keimanannya : (1) memerangi musuh Allah dengan pedang, (2) tetap menyempurnakan puasa walaupun di musim panas, (3) tetap menyempurnakan wudhu walaupun di musim dingin, (4) tetap bergegas menuju mesjid (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) walaupun di saat mendung, (5) meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan walaupun ia tahu bahwa ia berada di pihak yang benar dan (6) bersabar saat ditimpa musibah.” (Yahya bin Muadz)

Sabtu, 13 Maret 2010

Berbakti kepada orang tua

by: Ari Adrian Ramdani

Wahai saudaraku muslim dan muslimah.
Jika kamu ingin berhasil di dunia dan akhirat, maka kerjakanlah beberapa pesan sebagai berikut :

1. Berbicaralah kepada kedua orang tuamu dengan sopan santun, jangan mengucakan “ah” kepada mereka, jangan hardik mereka dan berkatalah kepada mereka dengan ucapan yang baik.

2. Taati selalu kedua orang tuamu selama tidak dalam maksiat, karena tidak ada ketaatan pada makhluk yang bermaksiat kepada Allah.

3. Berlemah lembutlah kepada kedua orang tuamu, jangan bermuka masam di depannya, dan janganlah memelototi mereka dengan marah.

4. Jaga nama baik, kehormatan dan harta benda kedua orang tua. Dan janganlah mengambil sesuatu pun tanpa seizin keduanya.

5. Lakukanlah hal-hal yang meringankan keduanya meski tanpa perintah seperti berkhidmat, membelikan beberapa keperluan dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu.

6. Musyawarahkan segala pekerjaanmu dengan orang tua dan mintalah maaf kepada mereka jika terpaksa kamu berselisih pendapat.

7. Segera penuhi panggilan mereka dengan wajah yang tersenyum sambil berkata : ada apa, bu! Atau ada apa, pak!

8. Hormati kawan dan sanak kerabat mereka ketika mereka masih hidup dan sesudah mati.

9. Jangan bantah mereka dan jangan persalahkan mereka, tapi usahakan dengan sopan kamu dapat menjelaskan yang benar.

10. Jangan kau bantah perintah mereka, jangan kamu keraskan suaramu atas mereka, dengarkanlah pembicaraanya, bersopan santunlah terhadap mereka, dan jangan ganggu saudaramu untuk menghormati kedua orang tuamu.

11. Bangunlah jika kedua orang tuamu masuk ke tempatmu dan ciumlah kepala mereka.

12. Bantulah ibumu di rumah dan jangan terlambat membantu ayahmu di dalam pekerjaannya.

13. Jangan pergi jika mereka belum memberi izin meski untuk urusan penting, jika terpaksa harus pergi maka mintalah maaf kepada keduanya dan jangan sampai memutuskan surat menyurat dengannya.

14. jangan masuk ke tempat mereka kecuali setelah memdapat izin terutama pada waktu tidur dan istirahat mereka.

15. Jangan makan sebelum mereka dan hormatilah mereka dalam makanan dan minuman.

16. Jangan berbohong dengan mereka dan jangan cela mereka jika mereka berbuat yang tidak menarik anda.

17. Jangan utamakan isterimu atau anakmu atas mereka. Mintalah restu dan ridho dari mereka sebelum melakukan segala sesuatu, karena ridho Allah terletak pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan mereka.

18. Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka dan jangan menselonjorkan kedua kakimu dengan congkak di depan mereka.

19. Jangan congkak terhadap nasib ayahmu meski engkau seorang pegawai besar, dan usahakan tidak pernah mengingkari kebaikan mereka atau menyakiti mereka meski hanya dengan satu kata.

20. Jangan kikir untuk menginfakkan harta kepada mereka sampai mereka mengadu padamu dan itu merupakan kehinaan bagimu dan itu akan kamu dapatkan balasannya dari anak-anakmu. Apa yang kamu perbuat akan mendapat balasan.

21. Perbanyak melakukan kunjungan kepada kedua orang tua dan memberi hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah keduanya, dan ambillah pelajaran dari anak-anakmu yaitu merasakan beratnya mendidik mereka.

22. Orang yang paling berhak mendapat penghormatan adalah ibumu, kemudian ayahmu. Ketahuilah bahwa surga ada di bawah talapak kaki ibu.

23. Usahakan untuk tidak menyakit kedua orang tua dan menjadikan mereka marah sehingga kamu merana di dunia dan akhirat, dan anak-anakmu akan memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua orang tuamu.

24. Jika meminta sesuatu dari kedua orang tuamu maka berlemah-lembutlah, berterima kasihlah atas pemberian mereka dan maafkan jika menolak permintaanmu serta jangan trelalu banyak meminta agar tidak mengganggu mereka.

25. Jika kamu sudah mempu mencari rizki maka bekerjalah dan bantulah kedua orang tuamu.

26. Kedua orang tuamu mempunyai hak atas kamu, dan isterimu mempunyai hak atas kamu, maka berilah hak mereka. Jika keduanya berselisih usahakan kamu pertemukan dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.

27. Jika kedua orang tuamu bertengkar dengan isterimu, maka bertindaklah bijaksana, dan beri pengertian kepada isterimu bahwa kamu berpihak padanya jika ia benar, hanya kamu terpaksa harus merupakan penolong yang paling baik.

28. Jika kamu berselisih dengan kedua orang tua tentang perkawinan dan talak maka kembalikan pada hukum Islam karena hal itu merupakan penolong yang paling baik.

29. Do’a orang tua untuk kebaikan dan kejelekan diterima Allah, maka hati-hatilah terhadap do’a dari kejelekan mereka .

30. Bersopan santunlah dengan orang, karena barangsiapa mencela orang tua seseorang maka orang tadi akan mencaci orang tuanya. Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

من الكبائر شتم الرجل والديه يسب أبا الرجل فيسب أباه ويسب أمه فيسب أمه.

“Diantara dosa-dosa besar adalah cacian seseorang terhadap kedua orang tuanya; mencaci ayah orang maka ia mencaci ayahnya sendiri, mencaci lbu orang maka ia mencaci ibunya sendiri.”

31. Kunjungilah kedua orang tuamu ketika masih hidup dan sesudah matinya, bersedekahlah atas nama mereka dan perbanyaklah do’a untuknya sambil berkata :
ROBBANAGH FIRLANA WALIWALIAYYA WARHAMHUMA KAMA ROBBAYANI SHOGIRO